GusThuba Topo Broto Maneges rawuh wonten Moloekatan Gus Miek rutin Jum'at Pon Trenggalek. #dzikrulghofilin #semaan_Alquran #moloekatan #gusmiek
– Video Gus Thuba yang bertemu dengan Habib Abdul Qadir Bin Abdul Hadi Al-Hadir Banyuwangi viral di media sosial. Pasalnya dalam video tersebut, warganet menganggap tingkah dan gaya Gus Thuba dinilai tidak beradab, terlebih bertemu dengan Habib yang lebih tua dan juga alim. Di video terlihat Gus Tubha sedang berjalan dan dikawal oleh beberapa orang untuk bertemu dengan Habib Abdul Qadir dalam sebuah acara. Saat bertemu, Habib Abdul Qadir kemudian mencium tangan Gus Tubha sebagai bentuk rasa hormat kepadanya. Namun anehnya respon yang diberikan oleh Gus Tubha tidak mencerminkan seorang ulama yang biasanya akan mencium tangan atau merendah jika bertemu dengan orang yang lebih tua atau berilmu. Gus Thuba sesekali malah menghisap rokok dan juga memalingkan pandangannya ketika berbicara dengan Habib Abdul Qadir. Baca Juga Mengenal Gus Miek, Kakek Gus Thuba yang Memiliki Karomah Wali Akibat aksinya tersebut, banyak warganet yang menyayangkan atas perilaku yang dilakukan oleh Gus Thuba terhadap seorang Habib. Lantas, sebenarnya siapa Gus Thuba itu? Dilansir dari Gus Thuba adalah putra dari Kiai Tijani Robert Saifunnawas atau akrab dipanggil Gus Robert. Gus Robert merupakan putra ketiga Gus Miek dari enam bersaudara. Bila ditarik lebih ke atas, Gus Thuba merupakan dzuriyah Raden Muhammad Usman. Dari Raden Muhammad Usman yang merupakan seorang penghulu, lahir Kiai Ahmad Djazuli Usman, pendiri Ponpes Al Falah, Ploso Kediri. Pernikahan Kiai Djazuli Usman dengan Nyai Rodliyah melahirkan lima orang anak, di mana Gus Miek berada pada urutan ketiga. Dari pihak ibunya, Gus Thuba merupakan cucu Kiai Ahmad Siddiq Jember. Saat ini didampingi Gus Robert, ayahnya, Gus Thuba memimpin barisan jam’iyah Dzikrul Ghofilin Moloekatan Gus Miek. Sebelum lahir dzikrul ghofilin, dalam sejarahnya Gus Miek lebih dulu mendirikan Jam’iyah Lailiyah atau Jamaah Mujahadah Lailiyah pada tahun 1962. Baca Juga Ini Kronologi Perempuan Poliandri di Cianjur Berujung Pengusiran, Gus Miftah Poliandri Tidak Dibenarkan Moloekatan merupakan terminologi kuno yang kerap dipakai Gus Miek untuk menyebut ibadah tirakat, ibadah yang murni atau suluk, yakni ibadah khusus yang mengikat dan mengangkat masalah dunia dan akhirat.
AkiFuad mengisahkan bahwa Gus Miek adalah sahabat sekaligus guru beliau dalam menempuh laku spiritual saat muda bersama Gus Dur. Tiga ulama ini merupakan mantan 'teman ngopi', ziarah dan diskusi persoalan-persoalan keumatan dan kebangsaan. Dalam berbagai kesempatan sowan saya ke Aki Fuad, tidak jarang beliau mengutip hikmah-hikmah kebangsaan
Pasanganserasi, Gus Miek dan Nyai Lilik Suyati, dikaruniai enam anak, empat putra dan dua putri. Mereka adalah H Agus Tajjuddin Heru Cokro, H Agus Sabuth Pranoto Projo, Agus Tijani Robert Syaifunnawas, H.Agus Orbar Sadewo Ahmad, Hj Tahta Alfina Pagelaran, Ning Riyadin Dannis Fatussunnah. KH Hamim Tohari Djazuli (akrab dipanggil Gus Miek).