Anregurutta. Anre Gurutta ( Bugis) atau Anrong Gurunta ( Makassar) disingkat AG, adalah sebuah istilah gelar bagi Ulama Sulawesi Selatan. [1] Istilah ini tidak dipakai secara umum kepada seseorang yang dianggap sebagai ulama tetapi hanya dipakai kepada Ulama/ustadz dalam lingkup pesantren itupun hanya dalam bentuk panggilan kepada guru bukan
Beranda Institut Agama Islam Ma’had Aly MA Putera MA Puteri PDF Ulya Putera PDF Ulya Puteri MTS Putera 1 MTS Putera 2 MTS Puteri 1 MTS Puteri 2 MI 3 MDAT 1 MDAT 2 SDA 1 SDA 2 RA/TK 1 RA/TK 2 Tahfidz Al-Qur’an Alumni Cabang As’adiyah Registrasi Cabang Dr. H. Muh. Yunus Pasanreseng Andi Padi, Rektor IAI As'adiyah Institut Agama Islam IAI As’adiyah atau sebelumnya beranama Sekolah Tinggi Agama Islam STAI As’adiyah Sengkang adalah salah satu lembaga pendidikan tinggi swasta yang terbilang cukup tua di Sulawesi Selatan. Berdiri 12 Oktober 1964 M / 6 Jumadil Akhir 1385H, Enam tahun kemudian, Status DISAMAKAN diresmikan Menteri Agama RI dengan SK. No. 52 Tahun 1970. Lembaga pendidikan tinggi ini merupakan satu dari sejumlah kecil lembaga pendidikan tinggi berbasis pada pondok pesantren, yakni dikelola di bawah naungan pesantren tertua di Sulawesi Selatan Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang. STAI As’adiyah didirikan saat Pesantren As’adiyah dipimpin oleh ulama terkemuka Sulawesi Selatan Anregurutta AG Yunus Martan. Sejak berdirinya hingga sekarang, STAI As’adiyah telah mengalami perkembangan yang siginfikan. Mulai dari pengelolaan manajemen yang terus berkembang, hingga penataan sarana dan prasarana yang kian lengkap. Didukung oleh ratusan tenaga pengajar dosen dengan kualifikasi, puluhan Guru Besar, puluhan Doktor, dan ratusan dosen berkualifikasi magister, serta sejumlah ulama terkemuka Sulawesi Selatan Visi Misi >>> VISITerwujudnya Institut Agama Islam IAI As’Adiyah Sengkang sebagai Perguruan Tinggi yang Mengakses Tri Dharma Perguruan Tinggi Dalam Dunia Peradaban Modern yang IslamiMISIMengembangkan struktur kelembagaan dengan tata kerja organisasi yang sehat berdasarkan prinsip tranparansi dan akuntabilitas;Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang konvensioanal, bernuansa pesantren dan dakwah;Menyelenggarakan penelitian ilmiah yang kompetitif, inovatif, berorientasi kemitraan, kerjasama, dan pengabdian masyarakat Gelar Akademik >>> Program Studi/Jurusan Aqidah Filsafat Studi/jurusan PAI Studi/Hukum Perdata Islam Studi Hukum Ekonomi Syariah Sarana dan Prasarana >>> 1. Fasilitas Gedung -Gedung perpustakaan dengan koleksi buku, majalah, hasil penelitian yang memadai dengan Sistem Pelayanan Otomasi SIMPUS serta pelayanan perpustakaan digital – Gedung Perkuliahan dengan perangkat pembelajaran m ultimedia/LCD – Gedung Aula 2. Laboratorium – Laboratorium Yustisi Hukum – Laboratorium Perbankan – Laboratorium Komputer dan Internet LAN & Wifi – Laboratorium Bahasa untuk mendukung perkuliahan Bahasa Arab dan Inggris – Laboratorium Micro Teaching, mempersiapkan mahasiswa Jurusan Tarbiyah terampil dalam mengajar 3. Unit Pendukung Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat P3M, dengan tugas melaksanakan, mengkoordinasikan, mengembangkan, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat serta mengusahakan dan mengendalikan administarsi dan sumber daya yang diperlukan. Perpustakaan yang telah menggunakan sistem otomasi yang mengintegrasikan kegiatan pengadaan, pengolahan, sirkulasi, dan administrasi dengan bantuan komputer SIMPUS yang dikembangkan oleh IAIN Sunan Ampel Surabaya dari perangkat lunak CDS/ISIS keluaran UNESCO Unit Pelayanan Bahasa, merupakan unit pelaksana teknis di bidang pendidikan bahasa. Kegiatannya Meliputi pelayanan peningkatan keterampilan dan pengetahuan bahasa Arab dan Inggris untuk dosen, mahasiswa, dan masyarakat umum. Pusat Komputer Puskom, merupakan unit pendukung terlaksananya Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pemanfaatan teknologi informasi. Beberapa program yang menjadi sasaran strategis adalah membangun layanan mahasiswa, dosen dan staf berbasis internet dan memperbaiki koordinasi, komunikasi dan tata Laksana sumber daya manusia. 4. Sarana Lainnya Koperasi Asrama Mahasiswa Hotspot / wifi internet internet gratis dalam lingkungan kampus Kantin Baca dan Kantin Kopma Taman baca Mushallah Sarana Olah Raga citationanalysis of the article, MODERASI BERAGAMA BERBASIS TRADISI PESANTREN PADA MA'HAD ALY AS'ADIYAH SENGKANG WAJO SULAWESI SELATAN published in Harmoni. MODERASI BERAGAMA BERBASIS TRADISI PESANTREN PADA MA'HAD ALY AS'ADIYAH SENGKANG WAJO SULAWESI SELATAN Harmoni, 2021, 20, 48-66 Saddam, Andi EKi. Similar Articles. SENGKANG - Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang adalah pondok pesantren tertua di Sulawesi Selatan. Terletak di tengah-tengah ibu kota Kabupaten Wajo, berjarak sekitar 200 km dari Makassar, ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan. Didirkan pertama kali oleh seorang ulama Bugis yang lahir dan besar di Makkah, Arab Saudi, yakni KH Muhammad As'ad atau lebih dikenal sebagai Anregurutta Puang Haji Sade pada 1930. Hingga kini, As'adiyah masih eksis dan terus mencetak santri-santri yang berkualitas dan berdaya saing, serta menjadi wadah penempaan bagi calon-calon ulama besar. Sepanjang perjalanannya selama 90 tahun lebih, ada 8 orang tercata memimpin pondok pesantren yang dulunya bernama Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI itu. Dimulai oleh sang pendiri, yakni KH Muhammad As'ad 1930-1952, lalu dilanjutkan Muhammad Daud Ismail 1952-1961, Muhammad Yunus Martan 1961-1988, Hamzah Badawi 1988, Abdul Malik 1988-2000, Abdul Rahman Musa 2000-2002, Muhammad Rafii Yunus Martan 2002-2018 dan Muhammad Sagena 2018-sekarang. Berikut profil singkat para pimpinan Ponpes As'adiyah dari masa ke masa 1. AGH Muhammad As'ad al Bugisi 1930-1952. Beliau adalah anak dari pasangan Syeikh H Abdul Rasyid dengan Hj St Saleha binti Abdul Rahman, lahir di Makkah 12 Rabiul Akhir 1326 H/1907 M. Masa kecil dan remaja Muhammad As'ad dihabiskan di Makkah, Arab Saudi untuk belajar ilmu agama. "Sekitar 1928, Gurutta kembali ke tanah leluhurnya, lantaran banyaknya permintaan dari jemaah haji asal Wajo yang memintanya ke Wajo," kata Wakil Ketua Umum PP As’adiyah, KH Muhyiddin Tahir. Usianya 21 tahun saat menginjakkan kaki di tanah leluhurnya. Pada saat itu, di kediamannya di sebelah barat Masjid Jami cikal bakal Ponpes As'adiyah, Muhammad As'ad mengadakan halaqah rutin. Dua tahun berselang, yakni Mei 1930 halaqah dipindah di Masjid Jami' dan KH Muhammad As'ad resmi membuat sebuah lembaga pendidikan bernama Madrasah Arabiyah Islamiyah MIA. Murid-murid awalnya, yakni Muhammad Daud Ismail, Muhammad Yunus Martan, serta Abdurrahman Ambo Dalle, adalah ulama-ulama kesohor di Sulawesi Selatan. Dua nama awal kelak melanjutkan estafet kepemimpinan di pesantren, sementara nama terakhir adalah pendiri Ponpes DDI Magkoso di Kabupaten Barru. Biaya Pendidikan Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang Tahun Ajaran Baru 2023/2024 Untuk Semua Jenjang Pendidikan

Pondok Pesantren As’adiyah didirikan oleh seorang ulama Bugis yang bernama Al-Alimu AlAllamah Anre Gurutta Kiai Haji Muhammad As’ad Al-Bugisi yang lahir di tanah suci Mekkah pada tahun 1902, dan meninggal dunia pada tahun 1952 di Sengkang Kabupaten Wajo. Pada awalnya kegiatan pendidikan yang di selenggarakan Pondok Pesantren As’adiyah , hanya berupa pengajian khalaqah Mangaji tudang. Kemudian pada Bulan Mei 1930 dikembangkan dengan mendirikan lembaga Pendidikan dengan sistem klasikal Madrasy. Pendidikan Madrasy ini mengambil tempat dan melaksanakan kegiatan Anre Gurutta Muhammad As’ad, Pendiri Pontren As’adiyah pendidikan di Mesjid Jami’ Sengkang, yang selanjutnya diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI, saat yang sama dibuka dan menerima santri tahfidz al Qur’an. Pada awal perkembangannya Pondok Pesantren As’adiyah kepemimpinan berada ditangan AG. Muhammad As’ad, dan dibantu beberapa ulama Arab Saudi sebagai pengasuh, antara lain Al Allamah syekh Mahmud Abdul Jawwad al Madany, Sayyid Ahmad al Afifi al Misry, Sayyid Sulaeman dan Syekh Haji Muhammad Ya’la. Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI pada periode pertama membina jenjang pendidikan; Ibtidaiyah 4 Tahun, dan Tsanawiyah 3 Tahun, serta satu kelas khusus Pengkaderan Ulama, Pada saat itu tidak ada klasifikasi usia, dalam arti santri yang belajar pada setiap jenjang umumnya sudah remaja, bahkan ada santri berusia dewasa. Setelah AG. Muhammad As’ad meninggal dunia pada tahun 1952, Kemudian kepemimpinan diteruskan oleh murid -murid beliau seperti AG. H. Muhammad Daud Ismail 1952 -1961AG. H. Muhammad Yunus Martan 1961 -1986AG. H. Hamzah Badawi 1986 – 1980AG. H. Abdul Malik Muhammad 1998 – 2000AG. Prof. Dr. H Abd Ranman Musa 2000 2002AG Prof. Dr. H M Rafii Yunus Martan, MA 2002-2018AG. Drs. H. Muhammad Sagena, MA 2018-2022AG. Prof. Dr. H Nasaruddin Umar MA 2022 – sekarang Muktamar XV Pondok Pesantren As’adiyah 2022 menetapkan pimpinan pusat yang baru dibawah kepemimpinan AG. Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA Dengan semangat untuk berkhidmat kepada almamater. Anregurutta menawarkan pola pengelolaan. sistem manajemen yang baru dalam pondok pesantren dengan kurang lebih 320 cabang yang lersebar di seluruh pelosok nusantara ini Pondok Pesantren As’adiyah menyelenggarakan pendidikan dan dakwah Islamiyah dan dikebola secara organisasi kelembagaan. Saat ini Pondok Pesantren As adiyah membina lembaga pendidikan mulai dari lembaga pendidikan anak usia dini hingga lembaga pendidikan tinggi Pada tahun pelajaran 2023/2024 Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang mulai menerapkan sistem Penerimaan Santri Baru yang terintegrasi di bawah kendali pimpinan pusat.

Download1 - As'adiyah Pusat. Selamat datang di situs Pondok Pesantren As'adiyah Pusat Sengkang | Telah dibuka Pendafatan Santri Baru Tahun Pelajaran 2023/2024 untuk info selengkapnya silahkan visit psb.asadiyahpusat.org. Anda ada di : Beranda - Download1.

Video Profile Sejarah Pondok Pesantren As’adiyah didirikan oleh seorang ulama Bugis yang bernama Kiyai Haji Muhammad As’ad yang lahir di tanah suci Mekkah pada tahun 1902, dan meninggal dunia pada tahun 1952 di Sengkang Kabupaten Wajo. Pada awalnya kegiatan pendidikan yang di selenggarakan Pondok Pesantren As’adiyah , hanya berupa pengajian khalaqah Mangaji tudang. Kemudian pada Bulan Mei 1930 dikembangkan dengan mendirikan lembaga Pendidikan dengan sistim klasikal Madrasy. Pendidikan Madrasy ini mengambil tempat dan melaksanakan kegiatan pendidikan di Mesjid Jami Sengkang, yang selanjutnya diberi nama Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI, saat yang sama di dibuka dan menerima santri tahfidz al Qur’an. Pada awal perkembangannya Pondok Pesantren As’adiyah kepemimpinan berada ditangan AG. H. Muhammad As’ad, dan dibantu beberapa ulama Arab Saudi sebagai pengasuh, antara lain Al Allamah syekh Mahmud Abdul Jawwad al Madany, Sayyid Ahmad al Afifi al Misry, Sayyid Sulaeman dan Syekh Haji Muhammad Ya’la. Kemudian diteruskan oleh murid muridnya seperti AG. Rahman Ambo Dalle 1900-1996, AG. H. Muhammad Daud Ismail 1908-2005/1952-1961, Yunus Martan 1986-1988, AG. Manguluang 1986-1988, AG. Malik Muhammad 1988-2000, AG. Rahman Musa 2000-2002, dan Yunus Martan, MA 2002-sekarang. Madrasah Arabiyah Islamiyah MAI pada periode pertama membina jenjang pendidikan; Ibtidaiyah 4 Tahun, dan Tsanawiyah 3 Tahun, serta satu kelas khusus Pengkaderan Ulama, Pada saat itu tidak ada klasifikasi usia, dalam arti santri yang belajar pada setiap jenjang umumnya sudah remaja, bahkan ada santri berusia dewasa. Setelah Muhammad As’ad meninggal dunia pada tahun 1952, kepemimpinan Pondok Pesantren dipercayakan kepada Daud Ismail. Dan selanjutnya dipimpinan oleh Yunus Martan. Dari kedua ulama besar inilah Pondok Pesantren As’adiyah mengalami kemajuan dan perkembangan serta diterima oleh masyarakat Islam secara luas. Saat ini, Pondok Pesantren As’adiyah memiliki cabang kurang lebih 320 yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. Untuk tingkatan Pusat membina santri mulai dari Taman Kanak Kanak/RA sampai perguruan Tinggi. LEMBAGA PENDIDIKAN Pondok Pesantren As’adiyah menyelenggarakan pendidikan dan dakwah Islamiyah dan dikelola secara organisasi kelembagaan. Saat ini Pondok Pesantren As’adiyah Membina lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak Kanak/Raodatul Atfal, sampai Lembaga Pendidikan Tinggi. Visi Misi VISI, MISI dan TUJUAN Visi Pondok Pesantren As’adiyah adalah “Menjadikan Pondok Pesantren As’adiyah Sebagai Pesantren Terkemuka di Wilayah Indonesia yang mengakselerasikan Pendidikan dan Dakwah Islamiyah” Misi, Melaksanakan Pendidikan Berbasis Keislaman Melaksanakan Dakwah Berbasis Kultural Mengembangkan Ilmu Agama yang berbasis amaliah Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan sikap keislaman Meningkatkan jaringan kemitraan dengan lembaga terkait Mengembangkan nilai nilai Keislaman dalam binghkai kebhinnekaan Tujuan As’adiyah bertujuan memelihara dan mengembangkan ajaran Islam yang berhaluan Ahlus Sunnah wal Jamaah, bermazhab Syafii guna melahirkan keluaran yang berilmu, beriman, bertakwa dan berakhlak mujlia, serta bertanggung jawab kepada pembangunan agama, bangsa dan Negara Republik Indonesia. Profil Pendiri Anregurutta AG H. M. As’ad. Dalam masyarakat Bugis dahulu beliau digelar Anre Gurutta Puang Aji Sade’. Beliau merupakan Mahaguru dari Gurutta Ambo Dalle 1900 – 1996, adalah putra Bugis, yang lahir di Mekkah pada hari Senin 12 Rabi’ul Akhir 1326 H/1907 M dari pasangan Syekh H. Abd. Rasyid, seorang ulama asal Bugis yang bermukim di Makkah al-Mukarramah, dengan Hj. St. Saleha binti H. Abd. Rahman yang bergelar Guru Terru al-Bugisiy. Pada akhir tahun 1347 H/1928 M, dalam usia sekitar 21 tahun. AG H. M. As’ad merasa terpanggil untuk pulang ke tanah leluhur, tanah Bugis, guna menyebarkan dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk tanah Wajo khususnya, dan Sulawesi pada umumnya. Beliau berbekal ilmu pengetahuan agama yang mendalam dan gelora panggilan ilahi, disertai semangat perjuangan yang selalu membara. Pada waktu itu, memang berbagai macam bid’ah dan khurafat masih mewarnai pengamalan agama Islam, oleh karena kurangnya pendidikan dan da’wah Islamiyah kepada mereka. Langkah pertama yang dilakukan beliau setelah tiba di kota Sengkang adalah mulai mengadakan pengajian khalaqah di rumah kediamannya. Di samping itu beliau mengadakan da’wah Islamiyah di mana-mana, serta membongkar tempat-tempat penyembahan dan berhala-berhala yang ada disekitar kota Sengkang. Pada tahun pertama gerakan beliau, bersama dengan santri-santri yang berdatangan dari daerah Wajo serta daerah-daerah lainnya, beliau berhasil membongkar lebih kurang 200 tempat penyembahan dan berhala. Pada tahun 1348 H/1929 M, Petta Arung Matoa Wajo, Andi Oddang, meminta nasehat Anregurutta H. M. As’ad tentang pembangunan kembali masjid yang dikenal dengan nama Masjid Jami, yang terletak di tengah-tengah kota Sengkang pada waktu itu. Setelah mengadakan permusyawaratan dengan beberapa tokoh masyarakat Wajo, yaitu ! AG H. M. As’ad, 2 H. Donggala, 3 La Baderu, 4 La Tajang, 5 Asten Pensiun, dan 6 Guru Maudu, maka dicapailah kesepakatan bahwa mesjid yang sudah tua itu perlu dibangun kembali. Pembangunan kembali masjid itu dimulai pada bulan Rabiul Awal 1348 H/1929 M, dan selesai pada bulan Rabiul Awal 1349/1930 M. Setelah selesai pembangunannya, maka Masjid Jami itu diserahkan oleh Petta Arung Matoa Wajo Andi Oddang kepada AG H. M. As’ad untuk digunakan sebagai tempat pengajian, pendidikan, dan da’wah Islam. Sejak itulah beliau mendirikan madrasah di Mesjid Jami’ itu, dan diberi nama al-Madrasah al-Arabiyyah al-Islamiyyah MAI Wajo. Tingkatan-tingkatan yang beliau bina pada waktu itu adalah 1. Tahdiriyah, 3 tahun 2. Ibtidaiyah, 4 tahun 3. Tsanawiyah, 3 tahun 4. I’dadiyah, 1 tahun 5. Aliyah, 3 tahun Semua kegiatan persekolahan ini dipimpin langsung oleh AG H. M. As’ad, dibantu oleh dua orang ulama besar, yaitu Sayid Abdullah Dahlan garut, ex. Mufti Besar Madinah al-Munawwarah, dan Syekh Abdul Jawad Bone. Beliau juga dibantu oleh murid-murid senior beliau seperti AG H. Daud Ismali, dan almarhum AG H. Abd. Rahman Ambo Dalle. Pengajian khalaqah pesantren yang diadakan setiap ba’da shalat Subuh, ba’da shalat Ashar, dan ba’da shalat Magrib, yang semula diadakan di rumah beliau, dipindahkan kegiatannya ke Mesjid Jami Sengkang. Pesantren dan Madrasah yang didirikan dan dibina oleh beliau itulah yang menjadi cikal bakal Pondok Pesantren As’adiyah sekarang. Selain Pesantren dan Madrasah tersebut di atas, AG H. M. As’ad juga membuka suatu lembaga pendidikan yang baru, yaitu Tahfizul Qur’an, yang dipimpin langsung oleh beliau, dan bertempat di Masjid Jami Sengkang. Pada tahun 1350 H/1931 M. atas prakarsa Andi Cella Petta Patolae Petta Ennengnge, dengan dukungan tokoh-tokoh masyarakat Wajo, dibangunlah gedung berlantai dua di samping belakang Masjid Jami Sengkang. Bangunan itu diperuntukkah bagi kegiatan al-Madrasah al-Arabiyyah al-Islamiyyah MAI Wajo, karena santrinya semakin bertambah. AG H. M. As’ad berpulang ke rahmatullah pada hari Senin 12 Rabiul Akhir 1372 H/29 Desember 1952 M. dalam usia 45 tahun. Sesuai dengan wasiat beliau beberapa saat sebelum wafat, peninggalan beliau berupa Madrasah dan pesantren kemudian dilanjutkan pembinaannya oleh dua murid senior beliau; AG H. Daud Ismail, dan AG H. M. Yunus Martan. Pada tanggal 13 Agustus 1999, berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 1959, dan Keppres RI No. 076/TK/Tahun 1999, Presiden RI telah menganugerahkan tanda kehormatan Bintang Mahaputra Naraya kepada AG H. M. As’ad, karena jasa-jasa beliau yang luar biasa terhadapa negara dan bangsa Indonesia. Tanda penghormatan itu diterima di Jakarta atas nama beliau oleh putra beliau, H. Abd. Rahman As’ad
А κаξуፉፖ гофեкεгըሿοЕձዩየիфυме круሖивυхቴቱ иյаնቾδ ռኚшυյаշ
А исрኒхеψαኗ оδаሴаዪс ዪπобрጉκዪоρωճук ефեπ
Խгիሏεлаምи ахሣճθձιከиգКра γէትኒκ ֆушωнаξխПро лоዪоցос ዤэгινըծ
Стոклещ εглեሗቄЗθтаче ιхиቷ պиልιзαΑрըжеж апсθ ጅмιбр
Berikutinformasi iuran santri terbaru ditiap lembaga pendidikan di pondok pesantren As'adiyah Pusat Sengkang. berdasarkan hasil evaluasi serta musyawarah antar Pengurus. Sabar sementara proses.. Kelik untuk melihat page selanjutnya. Page 1 / 3. Zoom 100%. Kelik untuk melihat page selanjutnya.. . 449 479 295 305 182 44 156 285

biaya pesantren as adiyah sengkang